Sunday, July 17, 2016

Aku seperti Kanguru

Meskipun judulnya tentang kanguru, tulisan ini kumulai dari awal Romadhon (kelihatannya gak nyambung....babah wes).
Ketika itu, penyakit embah kelihatan lebih parah. Sesaknya hampir seharian, minta ke dokter umum hampir seminggu dua kali. Akhirnya beliau memutuskan sendiri, minta dibawa ke RS. Dulu-dulu kalau ditawari tidak mau.
Jadilah momen penting. Hari pertama puasa Senin, 6 Juni 2016 pagi2 sekali, aku mengantar embah ke RSI.  Satu anakku kubawa untuk membantu.  Aku ingat betul. Hari pertama itu, Idho tidak ikut ke RS (krn lebih memilih tidur pagi setelah sholat subuh), dia sama pembantu. Sementara pembantu kan hanya sampai siang. Karena embah langsung harus ngamar, Siang hingga sore sendirian di rumah, ramadhan lagi. Bisa dibayangkan khawatirnya aku. Akhirnya Idho kusuruh 'cari' makanan buka (bukan sekedar takjil, lho) ke masjid SD nya dulu, yang kita tahu menghidangkan makanan buka setelah sholat.  Kami, aku dan Ais, juga begitu. Karena kantin rumah sakit juga tidak buka, maka kami mengandalkan makanan buka dari masjid RSI. Alhamdulillah dapat. Benar-benar ramadhan yang berkesan.
Begitulah, sampai ramadhan 2016 sudah selesai, hari raya Iedul Fitri. Ini juga yang pertama buat kami. Biasanya kalau idul fitri embah di rumah kakak di Ngigas yang nota bene lebih 'ramai'. Sekarang, karena kondisi embah makin drop, dia berlebaran di rumah kami. Jadilah kami tuan rumah. Masak2, terima tamu...seneng juga...
Sekarang, mulai persiapan sekolah baru. Alhamdulillah, Ais diterima di Sastra Inggris Unair. Mulailah proses daftar ulang, tes kesehatan, tes bahasa Inggris... semua dilakukan setelah ayahnya kembali ke Bandung. Jadi praktis akulah yang harus riwa-riwi mengantarkannya. Nah inilah peristiwa yang membuatku seperti kanguru. Asisten rumah tangga belum datang, sementara kami di rumah aku dan dua anakku dengan embah sakit yang saaangat membutuhkan perhatian. Kalau malam, embah ini kalau istilah orang jawa, gak nurokno uwong. Hampir satu atau satu jam setengah beliau memanggil-manggil minta ini itu, misal minta pijit kepala, minta gosok punggung, minta bubur... benar2 menguji kesabaran. Meskipun anak embah ada empat, beliau hanya nyaman dengan kami. Jadi tidak mau dimana2.
Kembali ke proses daftar ulang Ais, karena tdk ada asisten RT, maka terpaksa embah kukirim ke bude (dengan berbagai bujukan supaya beliau kerasan). Teruuss....karena Idho juga belum sekolah, maka kemana2 kubawa juga. Mangkalnya ya di tempat kerja....seperti tidak profesional begitu...kerja sambil momong anak. Wes gede2 lagi. Masalahnya rumah kami jauh, kepentingan Ais ke Surabaya, jelas dia harus berangkat bersamaku. Kuantar ke tempat tujuan, nanti baliknya pakai taksi..... ke kantorku
Begitulah kejadian beberapa hari ini....hectic....sampai2 aku wes gak punya energi untuk nyetir ke Pacet ngantar Idho mulai masuk pondok...aku sewa kendaraan.
Mulai kemarin tgl 16 Juli 2016, anakku lanang masuk MBI Amanatul Ummah Pacet. Mudah2an kerasan, segera menyesuaikan diri serta mendapat ilmu yang manfaat dan berkah bagi kehidupannya di kemudian hari.
Perasaanku....campur aduk melepas Idho mondok, terpisah dari orang tua. Dia memang minta sendiri mondok
Anak yang biasanya makan banyak, tidur banyak, main banyak, internetan banyak...sekarang semua dibatasi...mudah2an segera bisa beradaptasi. Aku sedikit merasa terbantu karena kadang ketika aku kerja atau tugas luar kota, Idho sering ngilang, main sehingga malah menghawatirkan. Kalau di pondok, ia punya banyak teman, banyak pembimbing yang saling mengawasi. 
Tapi yang penting lago adlah kekhawatiranku karena ia agak malas beribadah. Dengan mondok ini mudah2 an kecintaannya pada agama menjadi bertambah besar. Dia tertarik terhadap ilmu agama, tapi rasa malasnya mengalahkan. Maklum masih anak2. Aku juga bersyukur, dengan begini aku akan selalu mendoakan anak2. Karena kalau kondisi biasa, aku sering lupa berdoa untuk anak (haaa, embok macam apa aku ini) padahal kalau kucermati, doaku untuk anak alhamdulillah dikabulkan Allah. 
Oleh karena itu, diakhir tulisan ini, aku memanjatkan doa, khusus untuk anakku lanang....semoga Allah subhana hu wataala melindungi Idho dari hal-hal buruk dan membahayakan dirinya dan teman-teman pondoknya dan ustad-ustadnya. Semoga pula, ia mendapat hidayah berupa ilmu yang manfaat dan barokah...Amiiin

No comments:

Post a Comment