Wednesday, December 14, 2011

Men-jurnal lagi

Empat bulan tidak menulis jurnal ini.  Maklum lagi pisahan dengan anak-anak, jadi aku tidak begitu mengikuti hari-hari mereka di rumah.  Info lewat telpon tidaklah terlalu detil.  Yang jelas, karena aku harus ke Brisbane mulai tengah September, mulai itu pulalah aku mandeg tidak menulis tentang anak-anakku.
Tapi aku ingat betul, beberapa hari sebelum berangkat, Idho sakit agak parah.  Kena sinusitis dan amandel membesar dan bahkan disuruh angkat oleh dokter.  Dia harus terapi sampai 10x.  Aku hanya bisa menemaninya terapi sekitar 6x, selanjutnya diantar ayahnya yang jadi tidak rutin.  mengenai amandel, kalaupun mau diangkat, tentu saja aku tidak ingin saat itu juga.  Khawatir kalau kutinggal dalam keadaan setengah sembuh, makanya aku minta tunda.
dokter : kenapa ditunda?
aku      : saya mau keluar negeri dulu dok,
dokter : ibu TKI?
dii..eng
aku mengangguk, gimana lagi, maklum tampang PRT, mungkin dokternya akan kaget kalau aku ke LN untuk belajar.  Wes kubiarkan saja dia beranggapan begitu.  Kalau dipikir-pikir aku kan memang TKI.  Aku kan memang tenaga kerja Indonesia.... Hidup TKI

Setelah aku balik dari Brisbane, penilaianku terhadap anak-anak
  1. Ais dan Idho bertambah gemuk.  Idho tambah tinggi, Ais tidak.  kebanyakan makan anak2 ku dan kurang gerak.
  2. hari pertama pulang sudah disms guru Ais, mau ngobrol katanya.  Ternyata permasalahan Ais yang anti sosial dipermasalahkan.  Kami tahu itu, Ais kurang mampu bersosialisasi diri.  Perlu latihan dan dorongan dari ortu.  Maafkan Ibu Nak.  Ibu akan sekuat tenaga membantumu
  3. Idho's dream comes true.  jadi Tabiat di sekolah.  Tabiat adalah anak-anak terpilih untuk membantu ustad dan ustadzah menjaga kedisiplinan murid.  Sejak kelas 2 Idho bercita-cita jadi Tabiat, dan sekarang kesampaian.  Alhamdulillah.
 
  1.  

Thursday, August 4, 2011

Awal Romadhon

Alhamdulillah anak-anak sudah bertambah besar. Kalau puasa sudah tidak perlu menyuruh, merayu dsb.  Hanya si Idho masih kadang males bangun sahur. emboknya ini yang harus keluar masuk kamar menyediakan makanan.  Sekarangpun sudah ada kemajuan.  Ia mau makan sendiri.  Tahun lalu masih disuapi.  Jadi masih dengan mata merem dia makan sahur.  
Seperti biasa, aku berusaha membuat makanan yang bervariasi agar anak-anak semangat.  Hari pertama, jelly saja karena aku harus ke Malang.  Hari ke dua es krim.  Hari ke tiga, karena ada waktu luang pagi hari, kusempatkan membuat apple pie.  Sukses pie-nya, sukses pula memecahkan loyang kacanya.  memang itu loyang murah sih.  Tapi lumayan, dia sudah bertugas banyak kali. dari pie, makaroni schotel, jelly, sampai ayam tim.  Sudah waktunya pensiun.  Pecah simetris jadi dua.


Saturday, July 16, 2011

Buku...Buku...

Awal semester adalah waktunya investasi.  Bagaimana tidak!  Anak-anak terutama Idho yang di sekolah swasta harus beli buku baru.  Buku kakaknya, yang sengaja kusimpan barangkali bisa diwariskan ternyata tidak berguna sama sekali.  Beda benar dengan waktu kita sekolah dulu.  Bukunya cukup satu bisa turun temurun sampai tujuh sodara.
Akhirnya, karena harus beli juga, keputusan agak belakangan.  Akibatnya adalah, Idho belum masuk daftar pembeli buku.  Jadinya kami ortu harus datang dan menunjukkan bukti kuitansinya agar sianak bisa ambil jatahnya.  Akibat sistem informasi kurang lancar.
Kalau Ais, ada buku yang dipinjami, ada yang harus beli.  Ya sudah, beli ajah.  Sekalian besok disampuli bareng-bareng.
Topik lain nih.
Sampai segede ini, Idho masih juga sering berantem dengan temannya.  Setiap pagi, setiap berangkat sekolah, kutanya, apakah kemarin berantem dengan temannya, dia jawab iya.  Idho memang agak temperamental.  Kedua anakku kadang tidak atau belum bisa membedakan mana yang guyon mana yang beneran.  Atau mereka menganggap semuanya serius, sehingga digoda temannya sudah dianggap mengganggu. 
Kalau Ais sih sudah sedikit bisa, tapi kadang, pernyataan guyonku pun ditanggapi serius. 
Yang masih menjadi peer bagi kami ortu dan guru adalah si Idho yang sejak dua tahun lalu terindikasi temperamental.
Ohya, Ais sekarang agak kasihan.  Behelnya hilang empat biji waktu liburan kemarin.   Waktu seharusnya datang ke dokter untuk perawatan, ayahnya tidak segera melaksanakannya dan si anak juga asyik liburan di Jombang. Begitu datang ke dokter, terpaksa kawatnya belum dipasang lagi.  Kata Om Ari dokternya, harus dibelikan lagi baru dan biasanya tidak dijual satuan, jadi harus satu set.  Waduh... habis berapa lagi nih?  Waktu kutanya, si dokter belum menjawab je...
Yang lucu adalah cita-cita Idho.  Kemarin hari pertama sekolah, dia diminta mencari gambar cita-citanya, dan ternyata cita-cita Idho saat ini adalah sebagai.... Binaragawan.
Waktu ku tanya, mengapa?
Ternyata karena terinspirasi kerjabakti yang dilakukannya waktu liburan kemarin.  Memang, Idho dengan penuh semangat membantu membersihkan rumput dan tanaman liar di depan rumah selama dua hari.
Waktu kuingatkan dengan hobbynya terhadap science, jawabnya... jadi ilmuwan kan juga harus kuat, menangkap ular, berjalan di hutan kan juga butuh tenaga...
Mau bilang apa lagi, aku???


Tuesday, July 12, 2011

Kehebohan Awal Sekolah

Biasalah, setiap hari awal sekolah ada sedikit kehebohan.  Untuk mengantisipasi itu, kebiasaan-kebiasaan buruk harus dicegah, seperti misalnya Idho kalau dibangunkan pagi suka rewel.  Istilahnya "ehek-ehek".  makanya malam hari sebelum tidur, Idho sudah diwanti-wanti, "Idho sudah kelas 5, kalau dibangunkan pagi dilarang ehek-ehek. 
Hasilnya, efektif.  idho bangun dengan anggun, tanpa rewel dan ehek-ehek.
Kehebohan lain adalah penjemputan.  Berhubung hari ini aku juga harus ke Malang, makanya antar akan dilakukan oleh ayahnya, jemputnya itu yang heboh.  Agaknya Dilla, yang biasa kuminta njemput anak gak sadar kalau hari ini mulai sekolah,  Dia terlanjur merelakan sepeda motornya dibawa bojonya.  Bingung deh, siapa yang harus nyusul.  Pak De juga harus ke Jombang.  Akhirnya, ayahnya yang jemput.  Sayangnya, terjadi kebingungan beliou ketika mencari Ais, anaknya gak menerima panggilan HP.  Syukurlah akhirnya, si anak sendiri yang menghubungi ayahnya untuk minta dijemput.  Karena ayahnya sudah berada di sekitar sekolah, makanya cepet ketemu.  Si Ais malah kaget sendiri.
Seperti biasa, di sekolah Idho ada penerbangan segerombolan balon menandai penerimaan siswa baru kelas I SD.  Kata Idho, tidak semua balon bisa melambung sempurna.  Ada yang jadi buah katanya, karena nyantol di pohon.  Idho telah mengalaminya 5 tahun yang lalu.  Alhamdulillah anak-anakku sudah bertambah besar.
Yang harus dipelajari Idho adalah bagaimana menahan diri agar menggunakan uang sesuai peruntukan.  Kemarin dia diberi ayahnya uang untuk beli badge sekolah.  Karena itu sudah termasuk pada paket buku, uang jadi gak kanggo.  Nah kalau sudah begini, uang langsung dibelanjakan untuk jajan.  sudah berkali-kali Idho diberitahu bahwa kalau uang untuk sesuatu, tidak boleh untuk sesuatu yang lain, tapi dia masih belum bisa mengerem keinginan untuk jajannya.  Yah harus belajar terus.

Sunday, July 10, 2011

Persiapan Kembali keSekolah

Besok senin anak-anak akan masuk sekolah kembali di kelas yang lebih tinggi.  Informasinya, Ais akan tetap sekelas dengan teman-teman di kelas satunya, bahkan nanti kelas tigapun tetep. hih, gak ada perkembangan dong.
Ternyata Idho juga begitu, teman sama, wali kelas sama.
Berbekal pengalaman tahun lalu yang terlalu excited karena Ais masuk SMPN yang notabene memberi peluang untuk penghematan, maka sebelum masuk sekolah, buku pelajaran sudah dibeli terlebih dahulu, bahkan termasuk buku tambahannya.  Ternyata oh ternyata, di sekolah Ais ada fasilitas pinjaman buku wajib.  Itu tuh, buku math, IPA dan Bhs Indonesia.  pake yang BSE lagi.  BSE itu buku elektronik yang sudah disediakan oleh pemerintah.  kalau mau gratis silakan download tapi kalau males, beberapa penerbit juga telah mencetaknya.  Harganya sangat murah.  Karena Ais sudah beli dulu, akhirnya dobel deh.  Saking semangatnya pula, Ais beli buku IPA Kimia, IPA Fisika, IPS Geografi DSB, yang ternyata, gak kanggo blash!! Itu hanya tambahan.  Pelajaran SMP ya masih generik, tidak spesifik seperti SMA.
Tahun ini enggak lah.
Meskipun demikian, untuk kemudahan anak, Ais tetep beli buku.  Dikit.
Kalau Idho lain lagi.  Sudah beberapa tahun ini sekolahnya membuatku jengkel karena kami ortu murid serasa ditembak disuruh bayar apapun yang disodorkan sekolah tanpa tawar, tanpa informasi yang cukup.  Masalahnya, dari tahun ke tahun ada beberapa buku yang tetap tidak digunakan dengan maksimal, tetapi kami harus membeli, tanpa pilihan.  Kemarin terpikir mau gak beli aja.  Beli diluar gitu.  Tapi karena dalam paket buku itu ada buku yang tidak ada di pasaran, jadinya takut juga kalau nanti Idho gak punya.  Anaknya bisa protes se protes-protesnya.  Makanya akhirnya beli juga

Sunday, July 3, 2011

LIburan

Waduh, janjiku mau silaturahim ke sanak sodara di Tulungagung waktu liburan tidak terlaksana.  Awal liburan, aku dapat job ngajar di luar kota.  Lumayan, pikirku bisa nambah uang saku.  Tetapi setelah ngajar, aku teler berat.  Nggreges, adem panas.  Ditambah beberapa sanak sodara di Surabaya sendiri juga ada musibah.  Bude Mur yang dulu momong Ais, meninggal dunia, Opa masuk rumah sakit, Anaknya Heru juga masuk rumah sakit. Yah, silaturahimnya dialihkan ke sanak sodara terdekat dulu.
Jadinya, kasihan si Idho, gak bisa kemana-mana, karena ia mabukkan.  Aku gak tega kalau ia ikut ke Jombang seperti Ais kalau tidak didampingi.  Ais sendiri ikut ke Jombang karena di Simo tidak ada yang ngramut, semua diungsikan ke Jombang.  Ais katut. Wis babah.

Tuesday, June 28, 2011

Foto yang tertinggal

di stasiun Salak Tinggi 
Stasiun Salak Tinggi, menghubungkan terminal LCCT dengan Kuala Lumpur dengan menggunakan kereta api express yang boleh dikata bagus dan cepat.  harga tiket RM12.5 dewasa dan RM 9 untuk anak-anak.  Pada mulanya, aku membelikan Ais tiket dewasa karena dia sudah 13 tahun.  Tapi lama-lama kok dirasa, dia gak dipermasalahkan kekanakannya, jadi akhirnya beli tiketnya pake tarif anak-anak (dasar Indon).  Untuk mencapai stasiun ini, kalau dari LCCT harus pake bus shuttle (gratis) dulu.  Tapi kalau dari KLIA bisa langsung.  Jadi ya maklum.  Ono rego ono rupo.  di LCCT everywhere should be walking, he...he...  
Turun pesawat, mau masuk ke terminal, jalan kaki mungkin hampir satu kilo.  Makanya yang naik AirAsia yo harusnya kakinya kuat..he...he...  Trus ke KL kalau mau naik kereta cepat harus naik bus dulu.  Iya kalau back packers, karena bawa anak-anak kami adalah big luggages packer.  Naik turun kendaraan bawa dua koper besar, ibu-ibu dan anak-anak kecil.  Alhamdulillah kami termasuk manol!!

Libur Telah tiba

anak-anak punya kinerja bagus.  Ais nilainya meningkat dibanding semester satu.  Alhamdulillah.  Idho, meskipun kelihatannya rankingnya turun, kalau dulu ranking dua sekarang ranking tiga, aku tetap bersyukur.  sebagai pendidik, aku tidak menekankan harus ranking dsb, yang penting sudah berusaha dengan baik dan punya nilai yang tidak mengecewakan.  Maklum, kita di Indonesia.  Faktor nilai tetap harus diperhatikan.  Ranking pertama di kelas Idho tetap dipegang di Radith putranya pak Budi.  Hebat keluarga Pak Budi itu.  Kakaknya Radith, si Amanda EA yang juga temannya Ais juga prestasinya bagus.  Diangkatannya, dia satu-satunya alumnus SD Alfalah Tropodo yang masuk di SMPN I Sidoarjo.
Tapi, anak-anakku  yo alhamdulillah tidak mengecewakan.  Yang aku kecewakan malah reaksi bapaknya yang kurang puas (kalau perkara nilai selalu ia tidak puas deh).  
"Mestinya bisa lebih tinggi!"  "Kenapa kok cuma segitu?"  
Hah, aku, emaknya anak-anak jadi ikut sewot.  Soalnya selama proses belajar si Bapak juaaarang mau datang sore dan nungguin anak-anak belajar.  Lah kalau belajar gak ditungguin, langsung minta hasilnya baik, ya maaf.  Kalau mau anaknya baik, ya harus dididik.
Ah... sudahlah.  Kami berdua kadang punya pemikiran beda tentang bagaimana mendidik anak-anak.  Ya biasalah, namanya dua kepala, pasti ada yang tidak sama.  Terutama tentang bagaimana menghadapi ujian-ujian anak-anak.  Suami mungkin sudah terlanjur punya stigma bahwa nilai sangat penting dan di daerah Sidoarjo itu bobrok manajemen pendidikannya, ia lebih condong pake cara cepat (instant).  Masukkan anak ke Bimbel, nanti nilainya akan bagus.  Sementara aku lebih percaya pada proses dan pembangunan karakter anak, lebih pilih anak harus belajar memahami sedikit demi sedikit ditambah dengan kejujuran dan tentu saja doa, berhadap anak-anak benar-benar mendapat ilmu yang barokah dan manfaat sehingga dapat dipegang sampai nanti.  Makanya, kalau di SD aku bersikeras memasukkan anak di SD Islam, karena aku percaya bahwa pendidikan dasar haruslah pendidikan karakter yang mengedepankan kerja keras dan kejujuran.  Aku berniat memasukkan Ais ke Bimbel karena aku sudah tidak paham lagi ilmunya.  Ya sudah lah.  Semoga tercapai.  Kami berusaha yang terbaik.  Semoga ilmu yang diperoleh anak-anak kami nantinya bermanfaat dan membimbing mereka ke jalan yang diridhoi Allah SWT, Amiien.
Sekarang, liburan telah tiba.  Ais ke Jombang, Idho di rumah.  Ini karena aku gak tega.  Idho kalau naik kendaraan mabuk berat.  dari Sedati ke Nginden, waktu ikut pengajian kemarin saja ia muntah 4 kali.  Pulangnya 2 kali.  Kalau ke Jombang naik mobil tanpa aku, bisa teler berat gak keramut nantinya.  Ya sudah.  waktu puasa di rumah kami mamfaatkan untuk nyaur utang puasa dua hari.  Hari pertama, Idho pusing jadi puasa bedhug.  Wis gapapa.  Hari ini InsyaAllah kami puasa lagi, mudah-mudahan bisa kuat sampai maghrib.
Ohya.  Rencana ke TulungAgung masih belum terlaksana.  Aku agak sakit.  Biasa habis dapat proyek yang menyita energi.  Selain itu banyak cobaan juga.  Budhe Mur yang dulu mengasuh Ais waktu kecil tiba-tiba dikabarkan wafat.  Sakitnya sudah lama, tapi akhir-akhir ini tidak ada kabar trus meninggal.  Semoga arwah beliau ditempatkan sesuai amalnya.  Opa (mertua) juga sakit.  Sekarang masih di RS.  Jadi Ais ke Jombang itu karena ikut mengungsi Hanin dan Fiyan sepupunya karena gak ada yang ngramut.  Nenek jaga opa di RS, tante Emma lagi Umroh.  Makanya diungsikan ke Jombang ke tante Ita.  Ais yang kebetulan ada di rumah nenek, katut juga.

Wednesday, June 15, 2011

Menunggu Rapotan

Minggu-minggu ini anak-anak menunggu rapotan.  Di sekolah Ais, kalau ditanya, ngapain?  jawabanya adalah, pokoknya melakukan hal yang gak penting!  Nah, sudah kalau begitu.
Kalau di sekolah Idho, ada business day.  Hari Selasa, Idho minta dikulakkan Pop Mie.  Dari pengalaman yang lalu, Idho kalau jualan makanan gak pernah beres.  Hasilnya adalah bisa jadi 50% dagangan dimakan sendiri.  jadi kami hanya membelikan Pop Mie 5 buah.  Tapi begitu paginya dia agak panas badannya, kami malah melarangnya masuk sekolah, takut badan sudah gak fit, makan Pop Mie tak terkendali, bisa tambah parah dia.  ya sudah, lebih baik gak usah ke sekolah sekalian deh.
Minggu depan anak-anak mulai libur.  Kami punya ide besar mengisi liburan ini.  Mau silaturrahim ke TulungAgung, daerah asal Ibu dan Bapak Salim.  Disana masih banyak sepupu, pak lik, bulik yang jarang dikunjungi lagi karena sesepuh sudah meninggal.  Kami mau mendata lagi saudara-saudara agar tersambung kembali hubungan.  Apalagi sekarang kan ada henpon.  Yakin salah satu dari anggota keluarga di TulungAgung pasti punya.  Pokoknya nanti akan kusiapkan cengkorongan, list nama alamat dan nomor telpon.  Wah, membayangkan itu, asyik juga

Wednesday, June 1, 2011

Kegiatan Anak-Anak

Sudah lama tidak menulis.  Ais tengah bulan Mei ikut Lomba PMR.  Namanya Lompamar.  Kelompok Ais sih gak menang, tapi sekolahnya dapat juara umum.  Ikutan senang jadinya.  Namanya remaja, dari sekolah ke tempat lomba naik truk di bak belakang ya enjoy aja.  Sepanjang jalan teriak-teriak karena dapat juara umum.
Besoknya, Ais libur tiga hari karena ada libur bersama dadakan hari Senin.
Minggu kemarin kami ikut family gathering perbanas.  naik kapal, fery yang dihias, melintasi jembatan Suramadu. di waktu malam.  Cantik.
Sekarang  Idho ikut star wars di sekolah.  Ini istilah UAS di SD Al-Falah.  Yah, lumayan kemarin ibunya (aku) agak rajin nungguin dianya belajar.
Ais sih masih besok Jumat yang notabene harpitnas mulai UAS

Saturday, May 7, 2011

Ais Memasukkan Novelnya ke Pinkberry

Salah satu kemampuan Ais yang kami syukuri adalah ia gemar membaca dan akhirnya gemar menulis.  Tidak seperti Idho, gemar membaca tapi susah menulis. Tanggal 12 April 2011 lalu aku secara resmi mengirimkan karya Ais melalui pos ke alamatnya  
Redaksi Mizan 
Jalan Cinambo no.135 Cisaranten Wetan 
Ujung Berung Bandung 40294.   

Karena alamatnya tidak masuk dalam layanan express, maka akan sampai ke tangan penerima sekitar 5 hari.  Yo wis.  Katanya, dimuat atau tidaknya tinggal tunggu 3 bulan.  Yah mudah-mudahan bisa diterima, meskipun aku gak yakin.
Pasalnya, Ais bikin cerita dengan setting luar negeri.  Ia memang niat banget.  Untuk menamai lokasi dan situasinya, ia pake google map.  Jadi cukup valid deh.  Yang  kutakutkan adalah mungkin ada hal yang aneh dipenggambaran situasi karena dia tidak  tahu persis.  Wis pokoknya aku tetap bersyukur ia bisa betah menulis.  Lha wong aku nulis gak bisa jangkep karena suka berhenti ditengah jalan.

Idho sendiri sekarang berkembang dalam hal mengajiAku juga sangat bersyukur tentang hal ini, karena biasanya ia malas-malasan sehingga  satu halaman saja kadang baru bisa dapat L (LANCAR) dalam seminggu.  
Dalam minggu ini ia dapat 4 halaman L.  Artinya hampir tiap hari ia dapat satu halaman L.  Alhamdulillah.
Sebagai orang tua tentu saja aku mendorong anak-anak melakukan hal-hal yang positif. 

Thursday, April 21, 2011

Sakit Semua

Minggu-minggu ini adalah minggu paling berat bagi kami sekeluarga. Gimana tidak.  Aku, Ais dan Idho sakit semua dengan keluhan yang berbeda.  Aku sakit punggung nemen sampai akhirnya harus ke rumah sakit dan ikut terapi. Lumayan mahal je.  Untung ada cover asuransi.  Paling tidak sebagaian ada yang bantu bayar.  
Ais, biasa, sakit asma.  Ini susah hilangnya karena memang faktor turunan.  Alergennya adalah udara dingin.  Lah gimana lagi, udara dingin kan pemberian Allah, ya sudah diterima aja.  Sing penting usaha untuk menghangatkan diri dengan kemulan, minum air hangat, mandi air hangat dilakukan ditambah minum obat pereda sesak Teosal dan kadang ditambah Kalmektason.
Idho sakit batuk.  Untung tidak pake asma.  Tapi  batuknya berat.  Ya harus ke dokter.  Ternyata amandelnya membesar sehingga menekan dan menimbulkan batuk. Belum lagi dianya gak bisa diam. Jadi agak susah menyuruhnya istirahat.
Yang lucu pada dua anakku ini.  Ais, asmanya hanya pagi hari, karena itu siang dan sorenya sehat ya tak suruh latihan matematika.  Mungkin karena itu, dia tidak betah mbolos di rumah.  Untung lah.
Idho lain lagi.  Karena tahu hari ini adalah hari istimewa dia ngeyel mau sekolah, padahal batuknya belum sembuh.  Ternyata hari ini di sekolah ada Batik Day.  Idho mau ikut.  Karena kami tetap tidak membolehkan dia masuk, ayahnya memberi ide, gimana kalau Idho pake baju batik dan difoto.  Ternyata Idho setuju.  Jadi pagi-pagi dia mandi, pake baju batik, difoto, dicopot lagi, trus tidur.

Sunday, April 17, 2011

Pekan-Pekan Kompetisi

Periode April ini boleh dikata sebagai pekan-pekan kompetisi.  Idho masuk semifinal olimpiade KUARK.  Ingat, tahun lalu ia masuk Final.  Meskipun perlu bondo banyak, kami tetap berharap ia bisa masuk final lagi, ke Jakarta lagi.  Banyak pengalaman menyenangkan sih.  
Ais bahkan lebih ngebut lagi.  Ia sangat suka PMR dan ia masuk dalam tim lomba. Latihannya gila-gilaan.  Sabtu Minggu tetep latihan.  Dasarnya anaknya cinta PMR ya ok saja.  Bahkan kecele karena latihan ditunda juga  pernah.  Tahun lalu ia baru jadi penggembira karena masih kelas I awal.  Katanya sih tahun lalu juara II, jadi tahun ini mereka berusaha agar minimal tidak turun peringkat.  Begitu kalee.  Yo wis.  Aku sebagai ortu, mendukung 100% semua kegiatan anak asal positif.
Karena blog ini dimaksudkan untuk kenang-kenangan juga.  Makanya kutulis juga pengalaman tidak mengenakkan ini.  Beberapa hari yang lalu, terungkap semua ketidak sukaan ibuku pada suamiku.  Lha... ini kan membuatku seperti pelanduk yang mati di tengah-tengah.  Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk kami semua

Friday, April 1, 2011

Ais Vs Hanin saling meneladani

Ais punya sodara sepupu namanya Hanin.  Karena Ais adalah anak dari Kakaknya Mama Hanin tetapi Hanin lebih tua setahun dari Ais (hmmm bingung kan??) maka untuk saling menghormati mereka dibiasakan saling memanggil Mbak.  Hanin memanggil Ais = Mbak Ais, demikian juga Ais memanggil Hanin = Mbak Hanin.  Win-win solution, kan?
Mereka berdua berteman hanya kalau liburan.  Makanya, dihari-hari sekolah mereka gak bertemu. 
Ceritanya : Ibu Ais kalau memotivasi Ais agar belajar adalah :
Ibu : contohlah Mbak Hanin, setiap hari mentarget diri latihan matematika lima soal, latihan IPA sekian soal, bla...bla... bla..  (ini karena aku pernah membaca tulisan Hanin mengenai pelajarannya)
Ternyata Mama Hanin juga melakukan hal yang sama
Mama Hanin : Contohlah Mbak Ais itu rajin sholat dan belajar
Ketika liburan tiba, mereka bertemu kembali.  Hasilnya adalah
Ais protes padaku.  Buk, mana, Mbak Hanin kalau belajar aja nunggu dimarahin nenek baru belajar.  Seharian dia baca novel melulu.  Haa... aku kaget.
dan waktu aku kliring dengan Mamanya Hanin yang notabene adik ipar sekaligus teman kerja, ternyata mendapat protes yang sama dari Hanin. " Ma, mana, Mbak Ais kalau sholat nunggu diingetin dulu, gitu".
Nah lo, Kami orang tua gak bisa berkutik lagi

Sunday, February 20, 2011

Idho Kursus Renang

Sudah sekitar empat bulan ini, Idho kursus berenang. Ini sungguh suatu pembelajaran yang lama. Sejak umur enam tahun ia sudah sering ke kolam renang, tapi untuk belajar berenang dengan benar, ia harus menjalaninya dalam kurun waktu yang lama. Karena dia memang agak penakut. Jadi untuk belajar slulup saja mungkin perlu setahun. Baru setelah berani slulup, dia belajar bersama pelatih, belajar beberapa gaya renang dengan benar.
Yang lucu adalah kalau selesai berenang, badannya akan belang. benar-benar belang sehingga yang kelihatan "putih" hanya sekitar bokong. dan kondisi ini dikomentarinya sendiri.
"Lho, aku kok kaya tapir!!", hah... aku tertawa ngakak.

Yang lucu lagi, sejak kemarin, pelatih minta pindah kolam renang. Agaknya, Idho tidak begitu suka sehingga minggu ini Idho ogah-ogahan berangkat kursus. Kebetulan, minggu kemarin, aku yang mengantar dan minggu ini ayahnya yang belum tahu lokasinya. Ketika sudah di sekitar kompleks, sang ayah kesulitan mencari lokasi si kolam renang.
ayah : dho, kolam renangnya dimana?
Idho : aku tahu tempatnya, tapi aku ga mau kasih tahu ayah.
ayahnya mlongo.
Akhirnya, sang ayah berputar-putar sejenak (dasar pria gak mau tanya ke orang lain) sampai akhirnya menemukan kolam dimaksud.

Tuesday, February 15, 2011

KL dan SIN cara irit

Lama gak ngeblog. sualnya lagi bepergian. Maklum, kalo nulis di blog masih pake cara primitip. buka leptop (yang bahkan sekarang jadi desktop, karena batere-nya soak), pasang modem, klik koneksi, baru bisa ngeblog. ya sudah lah. Setelah seminggu (eh lima) hari pergi bersama anak-anak, blog dibuka lagi, diisi, diposting lagee. Here it is.
Ceritanya kami ke KL dan SIN. Jangan kira kami berlimpah uang karena bisa pergi ke sana (kalo dikira juga gapapa sih, anggep doa). Kami JJI (jalan-jalan irit) Gimana gak irit, tiket, dapat Rp. 0 Airasia. Bener-bener enol. aku hanya bayar Rp. 660.000 berempat, pp. itu hanya untuk bayar dua bagasi dan airport tax, KL-SUB.

Saturday, January 22, 2011

Ais terima raport bilingual

Hari ini, ada pembagian raport kelas bilingual. Katanya (yang ambil bapaknya, aku belum lihat fisiknya) nilainya pas-pasan. Seperti biasa, keluhan gurunya, Ais terlalu pendiam. Dia hanya cerewet kalau dirumah. Itupun harus ditanyai dulu, baru dia cerita. Dia memang lebih senang menulis. Sampai saat ini, Ais sudah menghasilkan cerita sepanjang 60 halaman. Menurutku ini hebat, karena aku belum bisa seperti itu. Aku juga penghayal, tapi kalau disuruh menuangkan dalam tulisan, biasanya aku bosen, trus jadi UFO (unfinished object). Aku ingin mencari review agar bisa meningkatkan mutu tulisan Ais. Kalau perlu, bermimpi untuk menerbitkannya di Pinkberry.

Thursday, January 20, 2011

Hari-Hari ini Hebuohh

Kami mau piknik ceritanya. Ke LN boo. Makanya anak-anak mulai siap-siap mau apa saja di lokasi. Tak kalah hebohnya sang Ibu. Cari penginapan, cari bus, kereta, yang murah tentu saja. Wong tiket penerbangannya aja gratis dari Air Asia. Ke KL pp empat orang cuma bayar Rp.660.000. Itupun buat bayar bagasi dan airport tax KL-SUB.
Rencananya sih mau klinong-klinong sama Reyhan-Fabiyan dan tentu saja emboknya, Ibu Meliza yang manis. Abinya gak ikut. Bojoku?? sampai hari ini juga belum bikin passport. Padahal, penginapan sudah di set empat orang. kalau beliau gak ikut, istilahnya, mbuang kamar. Lha wong pesen di Tune Hotel (benar-benar Air Asia minded. Nanti kalau sampai di LCCT, paling juga naik Skyline, busnya Air Asia juga, he...he. Anggap sebagai tanda terimakasih sudah kasih tiket gratis), jauh-jauh hari (supaya murah tentu saja), kalau dibatalkan kena potong RM30. Maklum anak sudah menjelang gede. Pake satu kamar kurang jadi harus dua. Kalau Bapaknya gak ikut aku mbuang kamar satu. Susyeh kan. Tapi terus terang, kalau bapaknya gak ikut, hematnya juga cukup signifikan. Maklum, makannya banyak... he..he.. enggak ding, enggak salah. Selain itu, ongkos transport lokal yang dihitung per gundul kan ya lebih irit. Wah.... aku sebenarnya gak boleh mikir begini. Takut kualat.
ada pernyataan menarik dari Ais. Waktu membuat paspor, dia nyeletuk, wah bisa ditulis nih pengalaman bikin paspor, katanya. Padahal dia cuma 50% proses, hanya datang waktu poto doang. Antri masukin berkas dan bayar kan tetep aku. Tapi idenya menarik, karena paspor anak beda dengan paspor dewasa. Detilnya ada di sini

Thursday, January 13, 2011

Idho Terima Raport

Idho baru terima raport setelah liburan. Komentar sedikit mengenai teknis pengambilan raportnya itu lho aku yang agak wondering. Masak terima raport kok di Mall. Mall dekat kami adalah Cito. Iya kalo di gedung pertemuan di dalam mall. ternyata pengambilan raport di hall depan toko-toko yang gak buka, nylempit susah dicari. apaaa maksudnya ini. Yah, meskipun nggerundel, tetep kuambil juga sih. Wong raport anak.
Hasilnya, Idho sih menempati ranking pertama di kelas bersama dua murid lain. Ok lah anakku yang satu ini. Hanya kata ustadznya emosinya itu lo yang masih labil.
Selain itu, sejak tahun baru kemarin, alhamdulillah Idho kok gampang diajak sholat, terutama sholat subuh. Alhamdulillah sekali